Liputan sidang promosi Doktoral Elmi Sumiyarsono

Liputan sidang promosi Doktoral Elmi Sumiyarsono

Surabaya, Bhirawa
Menjadikan daya tampung Kali Surabaya atas potensi pencemaran, salah satu staf Dinas Lingkungan Provinsi Jawa Timur berhasil menyabet gelar Doktor di Departemen Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil Lingkungan dan Kebumian ITS Surabaya.
Dalam sidang ini, adalah Elmi Sumiyarsono yang merupakan staf di Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur yang berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Model Pengendalian Pencemaran Air Kali Surabaya”.
Pria yang alumnus S2 Universitas Airlangga ini dalam disertasinya membahas upaya mengukur beban pencemar sumber point source dan non pointsource, menghitung daya tampung Kali Surabaya dengan metode QUAL2KW.
Dalam disertasinya Elmi juga mencoba membangun sebuah metode dan model dinamik yang mampu memprediksi efektivitas sebuah kebijakan/ strategi didalam pengendalian pencemaran sungai.
“Model ini sangat aplikatif karenanya diharapkan formulasi strategi yang dihasilkan dari model ini dapat diaplikasikan dan bisa efektif didalam pengendalian pencemaran air sungai,” ujarnya.
Sidang terbuka disertasi Elmi yang digelar Kamis (1/2), dengan dosen promotornya dalam disertasi ini Prof. Ir. Wahyono Hadi, MSc, Phd dengan Co-promotornya Dr. Ali Masduqi, ST, MT. Sedangkan tim penguji Ir. Mas Agus Mardyanto, ME. PhD., Prof. Dr. Ir. Nadjadji Anwar, MSc., dan Dr. Ir. M. Solichin, MT, Ph.D.
Dalam kesempatan tersebut Elmi sumiyarsono tak lupa menyampaikan terima kasih kepada Promotor, Co promotor, Tim penguji dan kepada segenap civitas akademika departemen Teknik Lingkungan ITS Surabaya, Gubernur Jawa Timur dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup prov. Jatim.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Prov. Jatim Dr Ir Hj. Diah Susilowati, MT mengaku gembira karena salah satu staf di dinasnya meraih gelar doctor di ITS. Ia sendiri berharap ilmu yang diperoleh bisa memberikan manfaat terutama didalam upaya pengelolaan lingkungan hidup di jawa Timur, serta bisa menjadi motivasi kepada seluruh stafnya untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuannya.
“Terutama di dalam pengolahan limbah yang dihasilkan oleh usaha kecil dan menengah (UMKM) sampai saat ini belum teratasi dengan baik,” ungkapnya.

Sumber: http://harianbhirawa.com/